Buah Kawista
Tanaman pohon "kawista". Sudah jarang terdengar, tapi mungkin kebanyakan orang tak akan melupakan rasa dari buah pohon tersebut. Kawista berbentuk pohon kecil yang diameter batang pohonnya tidak terlalu besar dan
tingginya mencapai 12 m, bercabang banyak dan ramping-ramping,
berduri tajam dan lurus, panjangnya sampai 4 cm. Kadang ada juga yang menjadikan tanaman ini sebagai bonsai. Daunnya majemuk
berukuran panjang sampai 12 cm, bersirip ganjil dengan rakis dan
tangkainya yang bersayap sempit; anak daunnya berhadapan, 2-3 pasang,
anak daun ujung berbentuk bundar telur sungsang, panjangnya sampai 4
cm, memiliki kelenjar minyak, dan jika daun diremas, mengeluarkan
sedikit aroma.Bunga jantan dan bunga sempurnanya berbilangan lima, berwarna putih, hijau atau lembayung-kemerahan, biasanya bergerombol,, terletak di ujung ranting atau di sela-sela daun. Buahnya bertipe seperti buah buni tapi besar, berkulit keras, berdiameter sampai 10 cm; permukaan kulitnya bersisik, terlepas-lepas, berwarna putih kehijauan, daging buahnya yang harum berisi banyak biji yang berlendir. Bijinya berukuran 5-6 mm, berbulu, berkeping biji tebal dan berwarna hijau; perkecambahannya epigeal. Batang anakannya ramping, sedikit berbiku-biku (zigzag); 1-4 lembar daun pertama berbentuk daun tunggal.
Pohon kawista sebenarnya seperti tanaman lain pada umumnya, yaitu berdaun, berbunga, dan berbuah dalam tahun yang sama. Di Asia Tenggara, daun kawista gugur pada bulan Januari. Bunganya tumbuh pada awal bulan Februari atau Maret, dan berbuah matang pada bulan Oktober atau November. Pohonnya tumbuh lambat dan tidak akan menghasilkan buah sampai berumur 15 tahun atau lebih. Kandungan Daging pada buah kawista kira-kira sepertiga dari keseluruhan buah.Kawista, seperti juga maja dan jenis jenis dari Feronella Swingle, mampu hidup pada iklim tropik muson atau yang sewaktu-waktu kering. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 450 m dpl., di Himalaya bagian barat, yaitu di tempat asalnya. Di Malaysia dan Indonesia, pohon kawista terutama dibudidayakan di daerah-daerah pantai. Rupa-rupanya jenis ini toleran terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik pada tanah yang ringan.
Kandungan pektin buah segarnya adalah 3-5%. Setiap 100 g bagian daging buah yang dapat dimakan mengandung: 74 g air, 8 g protein, 1,5 g lemak, 7,5 g karbohidrat, dan 5 g abu.
Dalam 100 g bagian biji yang dapat dimakan, terkandung: 4 g air, 26 g protein, 27 g lemak, 3 5 g karbohidrat, dan 5 g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi.
Manfaat Buah Kawista
Buah kawista yang matang, juga memiliki manfaat bagi masyarakat yaitu :
Di Indo-Cina, duri dan kulit batang kawista dijumpai dalam berbagai ramuan obat tradisional untuk mengobati haid yang berlebihan, gangguan hati, gigitan dan sengatan binatang, dan untuk mengobati mual-mual. Kayu kawista digunakan untuk bangunan rumah, tiang dan perabotan pertanian. Getah yang dikumpulkan dari kulit kayunya dilaporkan memiliki manfaat obat, dan digunakan sebagai pengganti gom arab. http://VisitsToMoney.com/index.php?refId=294505
- Untuk menurunkan panas
- pengelat dan bersifat tonikum
- Digunakan sebagai obat sakit perut.
Cara memakan buah kawista ini adalah daging buah yang matang dicampur dengan gula, barulah dimakan beserta bijinya atau biji tersebut dibuang, atau juga diolah
menjadi semacam 'treacle'. Di Sri Lanka, buahnya diolah menjadi krim. Krim kawista merupakan hasil
olahan dari daging buahnya. Di India juga, buah kawista dimanfaatkan
dengan cara yang bersamaan dengan kerabat dekatnya yaitu maja (Aegle
marmelos (L.) Correa), tetapi tidak dapat menggantikan maja itu.
Prospek Kawista rupa-rupanya akan tetap merupakan sumber daya yang
tidak termanfaatkan di Asia Tenggara, kecuali di Sri Lanka yang
berstatus sebagai komoditas ekspor. Pohon kawista hanya dapat
dijumpai di pekarangan di daerah-daerah yang lebih kering di Asia
Tenggara (di Bali juga ada), dan buahnya tidak banyak dimanfaatkan. Tampaknya hanya
sedikit minat terhadap buah yang satu ini.
Kalau ingin mencoba menanamnya, bisa dengan cara diperbanyak dengan benih, setek akar dan penyambungan.
Benih kawista berkecambah 2--3 minggu dalam pembibitan; untuk benih
yang telah disimpan beberapa minggu, perkecambahan dapat mencapai
80%. Mata tunas dari ranting tuanya dapat ditempelkan pada semai, dan
dilaporkan menghasilkan pohon kerdil yang dapat berbuah.
Silahkan Dicoba : http://VisitsToMoney.com/index.php?refId=294505
Tidak ada komentar:
Posting Komentar